Wednesday, May 2, 2012

Studi Menunjukan Kemiskinan Lebih Memberikan Dampak Yang Buruk Terhadap Pengobatan HIV


Dalam sebuah studi inovatif yang dipublikasikan tahun lalu, para ilmuwan melaporkan bahwa perawatan obat HIV yang efektif tidak hanya memulihkan kesehatan dan memperpanjang hidup banyak pasien terinfeksi HIV, tetapi juga membatasi transmisi ke pasangan seksualnya hingga 97 persen. Namun, sebuah studi baru oleh para ilmuwan UCSF menunjukkan bahwa kurangnya kebutuhan dasar hidup yang sangat parah dapat memperlambat kemajuan pada orang yang kurang mampu.

Sebuah penelitian terakhir yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika menunjukkan bahwa kemiskinan adalah faktor terbesar terkait dengan infeksi HIV pada heteroseksual yang tinggal di lingkungan pusat kota.

Dalam studi baru yang diterbitkan dalam PLoS ONE, peneliti UCSF menemukan bahwa bagi orang yang telah terinfeksi HIV yang berstatus tunawisma dan yang tidak memiliki kediaman tetap, kegagalan untuk mengatasi kebutuhan hidup yang belum terpenuhi seperti perumahan, pakaian, makanan, dan kebersihan, terlihat sangat nyata bagi kehidupan mereka serta berdampak pada manfaat pengobatan HIV.

"Dalam studi ini, kami mengikuti sekelompok orang tunawisma dan penghuni tidak tetap yang terinfeksi HIV di San Francisco, dan menemukan bahwa hanya sekitar seperlima dari mereka yang diindikasi secara medis telah menggunakan ART yang masih tetap melakukan pengobatannya. Lebih penting lagi, sementara viral load itu salah satu prediktor paling penting pada kesehatan secara keseluruhan, kami menemukan bahwa ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan subsisten dasar memiliki pengaruh lebih besar pada status kesehatan dalam populasi ini, "kata peneliti utama studi tersebut, Elise Riley, PhD, Associate Professor di UCSF Divisi HIV / AIDS di San Francisco General Hospital dan Trauma Center.

"Studi ini menunjukkan bahwa fokus sederhana pada penyediaan obat akan tidak mengobati atau mengakhiri HIV secara efektif di tengah kota. Kemampuan seseorang untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan dan mengambil obat menjadi kurang dari prioritas ketika mereka tidak memiliki makanan atau tempat untuk tidur. Jika kita dapat meningkatkan kesempatan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan subsisten dasar mereka, seiring dengan menyediakan terapi antiretroviral, kita dapat meningkatkan kesehatan pasien dan lebih baik menyadari potensi keuntungan bagi kesehatan masyarakat, "tambah Riley.

Selama enam tahun, para peneliti mengamati perkembangan sebuah kelompok dari 288 pria yang terinfeksi HIV yang direkrut dari tempat penampungan tunawisma, program makan gratis dan hunian kamar perorangan (Single Room Occupancy Hotels), terutama melayani individu dengan pendapatan yang sangat rendah atau tidak ada. Dua puluh persen telah dilaporkan menjadi tunawisma baru-baru ini. Lebih dari sepertiga dari peserta melaporkan gejala saat ini penyakit kronis.

Pada awal studi, peserta memiliki rata-rata sel CD4 sebesar 349 (sel-sel kekebalan yang menjadi target dan dibunuh oleh HIV), yang tidak jauh lebih tinggi dari dasar 200 yang sering digunakan untuk mendiagnosa AIDS. Sementara pedoman pengobatan saat ini di Kota dan Daerah San Francisco sudah menunjukkan diagnosis untuk pengobatan HIV, kebijakan aktif selama masa studi ditentukan bahwa individu dengan kurang dari 350 sel CD4 harus mulai ART.

Hasil menunjukkan bahwa kebutuhan pokok adalah prediktor terkuat status kesehatan secara keseluruhan diantara pria tunawisma, juga konsisten dengan temuan dari sebuah penelitian terbaru diantara para wanita tunawisma yang dilakukan oleh kelompok yang sama dan diterbitkan awal tahun ini di American Journal of Epidemiology.

"Studi efektivitas biaya sebelumnya menunjukkan bahwa tunawisma adalah lebih mahal bagi masyarakat daripada penghuni tetap. Hal ini disebabkan situasi yang sangat terkait dengan tunawisma seperti penggunaan ruang darurat dan isolasi. Studi kami menunjukkan bahwa hambatan sosial yang melekat dalam kemiskinan juga cenderung untuk terus memicu epidemi HIV di Amerika, yang selanjutnya dapat menambah biaya sosial, "kata Riley.

Sumber : medicalnewstoday.com

No comments:

Post a Comment