Obat ini sangat beracun, memiliki banyak efek samping, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) yang masih diresepkan obat antiretoriviral jenis Dt4, yang lebih dikenal dengan nama dagang Stavudine bisa melapor ke Dinas Kesehatan.
"Laporkan saja ke kita, semestinya dokter tidak lagi meresepkan Stavudine, karena sudah diberitahu Kementerian Kesehatan," ujar Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Bagus Nyoman Banjar, Senin (4/6).
Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) yang masih diresepkan obat antiretoriviral jenis Dt4, yang lebih dikenal dengan nama dagang Stavudine bisa melapor ke Dinas Kesehatan.
"Laporkan saja ke kita, semestinya dokter tidak lagi meresepkan Stavudine, karena sudah diberitahu Kementerian Kesehatan," ujar Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Bagus Nyoman Banjar, Senin (4/6).
Sebelumnya Indonesian AIDS Coalition mengeluhkan banyaknya dokter yang tetap meresepkan ARV jenis Stavudine kepada ODHA, meskipun World Health Organization (WHO) dan Kemenkes sudah menyatakan obat tersebut sangat beracun, dan memiliki banyak efek samping, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Namun ternyata masih banyak dokter belum mengetahui kalau Stavudin sudah tidak boleh diresepkan.
Banjar mengatakan, bahwa Kemenkes dan Dinkes sudah cukup banyak melakukan sosialisasi mengenai bahaya Stavudine.
"Tetapi meskipun informasi sudah diberikan terkadang tetap saja ada yang bandel, entah dengan alasan murah atau gampang didapat, tetap saja meresepkan Stavudine," kata Bagus.
Banjar mengatakan, dokter yang terbukti masih meresepkan Stavudine akan diperiksa dan diberi sanksi sesuai dengan jenis kesalahannya.
Aritha Herawati, Kepala bagian promosi dan pencegahan di Komisi Pengendalian AIDS Provinsi (KPAP) Jakarta, mengatakan meskipun semua dokter mengetahui secara detil mengenai jenis dan karakteristik setiap jenis ARV, tapi masih banyak juga yang bandel.
Menurut Aritha, KPAP bekerja sama dengan Dinkes sebenarnya telah melakukan pelatihan bagi dokter-dokter di Jakarta mengenai ARV sehingga bisa memaksimalkan layanan kepada pasien.
Informasi didapat dari ---> >> beritasatu.com <<<-----
Penulis: Dessy Sagita/Ririn Indriani
No comments:
Post a Comment