Friday, June 15, 2012

Nafsiah Mboi Resmi Jadi Menteri Kesehatan

Hari Rabu, 13 Juni 2012 pukul 11.15 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH
sebagai Menteri Kesehatan 2012-2014 menggantikan Almarhumah dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH.

dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH adalah dokter spesialis anak yang juga ahli Kesehatan Masyarakat yang telah mengenyam pendidikan di Indonesia, Eropa dan Amerika. Beliau memiliki pengalaman karir panjang sebagai Pegawai Negeri di Departemen Kesehatan (1964-1998), sebagai anggota DPR (1992-1997), dan Pegawai Perserikatan Bangsa-Bangsa (1999-2002) tepatnya sewaktu menjabat sebagai Direktur Department of Gender and Women’s Health pada World Health Organization (WHO) Pusat di Geneva, Swiss.

dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH lahir di Sengkang, Sulawesi Selatan, 14 Juli 1940 adalah lulusan Spesialisasi Dokter Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tahun 1971. Gelar Master of Public Health diperoleh di Prince Leopold Institute of Tropical Medicine, Antwerp, Belgium, tahun 1990. Beberapa penghargaan yang pernah diperolehnya diantaranya Ramon Magsaysay Foundation Award for Government Service dari Ramon Magsaysay Foundation, Manila, Philippines (1986), Satya Lencana Bhakti Sosial dari Presiden Republik Indonesia (1989), Fellow of the Australia-Indonesia Institute (1993), Penghargaan dari Asia HRD Congress (2008) dan Penghargaan Soetomo Tjokronegoro yang diberikan oleh PB-IDI (2009).

dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH menikah dengan Brigjen purn Dr. Ben Mboi MPH, mantan Gubernur NTT dan dikaruniai 3 orang putra-putri dan 5 orang cucu. Dr. Nafsiah memulai karirnya di Departemen Kesehatan sejak tahun 1964. Beberapa jabatan yang pernah diembannya selama menjadi karyawan Departemen Kesehatan adalah sebagai Kepala Rumah Sakit Umum, Ende, Flores (1964–1968), Kepala Seksi Perijinan pada Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Prop. NTT, Kupang (1979–1980), Kepala Bidang Bimbingan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan Masyarakat (BPPKM) pada Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Prop. NTT, Kupang (1980–1985).

Selain jabatan karir, Dr. Nafsiah pernah menjadi Anggota DPR/ MPR RI (1992–1997), Ketua Komite PBB untuk Hak-hak Anak (1997–1999), Direktur Department of Gender and Women’s Health, WHO, Geneva Switzerland (1999-2002) dan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (2006–sekarang).
Lebih dari 70 karya dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris telah dipublikasikan, 20 diantaranya adalah makalah dan artikel.

dr. Nafsiah dikenal sebagai sukarelawan dan pekerja masyarakat sejak masih berstatus sebagai pelajar. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai aktivis bidang keluarga berencana dan selanjutnya mendedikasikan diri untuk upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Komitmennya untuk anti diskriminasi dan kesetaraan dalam masyarakat mengarahkan dr. Nafsiah menjadi aktivis untuk hak-hak azasi manusia, dan menjadi salah satu pendiri Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia, anggota Komnas HAM, dan Wakil Ketua Komnas Perempuan.

Beliau telah terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menitik beratkan pada pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan hak-hak anak, semua area tersebut dimulai saat memimpin PKK, BK3S, dan organisasi lain, selama 10 tahun bekerja di Nusa Tenggara Timur (1978-1988) saat suaminya menjabat sebagai Gubernur.
Tak menunggu lama, sesaat setelah pelantikan, Nafsiah langsung beraksi. Dia segera meluncur ke kantor barunya di Jalan H. R. Rasuna Said, Kuningan Jakarta, dengan menggunakan mobil dinas baru pula, RI 30. Sementara di pelataran gedung Kemenkes, berjejer puluhan karangan bunga bertuliskan ucapan dan proficiat kepada Nafsiah Mboi yang resmi menyandang jabatan Menteri Kesehatan RI. Nafsiah menggantikan almarhum Endang Rahayu Sedyaningsih yang meninggal dunia akibat kanker paru-paru pada 2 Mei 2012 lalu.

Tiba di gedung Kemenkes, Nafsiah yang kemarin mulai disapa Bu Menkes itu langsung menggelar rapat intern bersama Wakil Menteri Kesehatan RI Ali Ghufron Mukti dihadiri juga para Dirjen dan pejabat lingkup Kemenkes. Rapat tak berlangsung lama, karena hanya sekadar perkenalan dengan para pejabat di jajaran Kemenkes.

Pukul 15.30, Nafsiah pun bertemu puluhan wartawan dari berbagai media massa yang sejak pukul 15.00 telah menunggu di depan pintu Ruang J. Leimena, lantai II Gedung Kemenkes. Masih dengan kebaya merah saat pelantikan, Menkes Nafsiah Mboi menyapa para wartawan. Dia didampingi Wamenkes Ali Ghufron Mukti. Sejumlah staf Kemenkes juga ikut dalam acara itu sekadar ingin mengenal lebih dekat dengan Menkes baru itu.

Nafsiah masih terlihat ceria dan bersemangat, walau usianya sudah tak muda lagi. Walau sejak pagi tak istirahat, tak tampak rasa capek di wajahnya. Sesekali dia tertawa lebar di hadapan wartawan. "Saya terus terang merasa happy karena merasa tertantang dengan tugas baru. Saya happy bukan karena mobil bagus, walau iya emang mobilnya bagus, tapi saya bekerja sepenuh hati," ujar Nafsiah.

Sosok yang pernah menjabat sebagai Konsultan Family Health International tahun 2005-2006 ini juga menganggap kepercayaan yang diberikan kepadanya adalah anugerah Tuhan. Sebab, bukan sekali ini namanya disebut untuk menduduki kursi Menkes. Jauh sebelumnya, tepatnya sejak 2004, namanya masuk bursa Menkes. Namun, saat itu SBY lebih memilih Siti Fadilah Supari. Lantas, pada 2009, lagi-lagi nama Nafsiah Mboi disebut, tapi justru Endang Rahayu Sedyaningsih yang dipilih Presiden SBY.

Nafsiah yang juga pernah menjadi pejabat karir di Kemenkes ini menyadari bahwa jabatan adalah anugerah Tuhan, sehingga pekerjaan yang diberikan kepadanya selalu sesuai dengan keahliannya. Tak jadi Menkes, Nafsiah ditunjuk menjadi Sekretaris Eksekutif Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.

"Saya sangat percaya Tuhan selalu mengatur jalan hidup saya dan selalu memberikan pekerjaan yang selalu saya cintai. Jadi kalau bukan masanya jadi Menkes, pasti ada yang lebih baik dari saya," ungkap Nafsiah.

dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment