Tuesday, March 20, 2012

TKI Pengidap HIV/AIDS Alami Peningkatan

Buruh migran yang pengidap HIV/AIDS pasca mendulang
devisa terus meningkat.Namun sampai saat ini pemerintah dan
perusahaan jasa pemberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI) tak pernah
menyediakan sarana kesehatan yang memadai bagi para TKI ODHA setelah
pulang dari negeri rantau.
Koordinator Peduli Buruh Migran, salah satu organisasi pemerhati TKI,
Lili Pujiati menyatakan, pada 2010 lalu, organisasinya mencatat jumlah
TKI yang pulang dan ternyata mengidap HIV/AIDS tercatat sebanyak 58
orang. Jumlah ini meningkat menjadi 66 orang pada 2011 lalu.
Sementara, hingga Maret ini sudah empat orang yang positif mengidap
penyakit yang menyerang kekebalan tubuh ini.
“Ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah TKI yang pulang dengan
membawa HIV/AIDS. Jumlah ini yang kami dampingi lho, dari organisasi
lain pasti punya temuan sendiri dan mungkin kalau semua dikumpulkan,
jumlahnya jadi besar sekali,” ungkap Lili di sela Workshop Sosialisasi
dan Koordinasi Implementasi Sistem Rujukan Yang Komprehensif Berbasis
HAM dan Gender di hotel Ponorogo Permai, beberapa waktu lalu.
Yang mengejutkan, dari jumlah ini, 90 persen orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
berasal dari Jawa Timur. Ini karena memang Jawa Timur adalah kantong
TKI terbesar di Indonesia. Sehingga memang paling banyak tersebar di
seluruh dunia.
Lili menyatakan, banyak sebab para TKI ini terpapar virus ini. Mulai
dari berhubungan intim dengan bukan pasangan sesama TKI, prostitusi
atau disetubuhi majikan serta faktor-faktor yang lain.
Yang menyedihkan, katanya, sarana untuk para TKI yang menjadi ODHA
saat ini sangat minim. “Pemerintah belum menyediakan sarana bagi para
TKI yang pulang dan jadi ODHA ini. Padahal mereka juga butuh klinik
VCT (Voluntary Concultacy and Testing) dan bisa mengakses ARV (Anti
Retroviral) dengan murah seperti pengidap HIV/AIDS lainnya,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Yayasan Mulia Abadi, salah satu organisasi
pemerhati TKI, Desi Lusiana menyatakan,bertambah banyaknya TKI yang terpapar
HIV/AIDS sangat terkait dengan pengetahuan para calon TKI tentang AIDS
itu sendiri. “Banyak PJTKI yang hanya memberikan pembekalan
keterampilan tapi nol besar pada pengetahuan seputar HIV /AIDS ini,”
ujarnya.
Minimnya pengetahuan tentang AIDS saat berada di negeri orang membuat
TKI menjadi rentan penularan HIV. Pasalnya mereka tidak mengetahui
bagaimana virus ini berpindah dari satu orang ke orang yang lain.
“Karena jauh dari istri atau suami, TKI bisa saja ke prostitusi, atau
berhubungan intim sesama TKI. Ini bisa jadi sarana penularan HIV.
Katakan mereka tidak bisa menahan diri atau tidak bisa setia, kan
mereka bisa pakai kondom untuk mencegah penularan. Tapi karena tidak
tahu, makanya mereka jadi sangat rentan terhadap HIV/AIDS,” ucapnya.
Sejauh ini, pengetahuan tentang hal ini masih sering dikesampingkan
oleh pemerintah maupun PJTKI. Padahal, hal ini penting untuk menekan
jumlah ODHA di masa depan. arso

No comments:

Post a Comment