Sunday, January 29, 2012

30 Persen Penderita HIV Tidak Dapat Terapi ARV

Jakarta, Salah satu pengobatan yang efektif bagi orang dengan HIV AIDS atau ODHA untuk meningkatkan kualitas hidupnya adalah dengan terapi ARV. Tapi sayangnya sekitar 30 persen ODHA tidak mendapatkan terapi obat antiretroviral (ARV).

"Sekitar 30 persen tidak terlayani dengan terapi ARV, sistem kita belum efektif untuk akses universal," ujar Dr Roy Tjiong, wakil ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam acara Getting To Zero 2015: Melindungi Keluarga dan Perempuan Indonesia dari Infeksi HIV/AIDS, Sanggupkah? di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (25/1/2012).

Dr Roy menuturkan sampai bulan Juni 2011 diketahui ada 55.516 orang yang layak mendapatkan terapi ARV, tapi diketahui hanya 70,5 persen saja yang pernah mendapatkan terapi.

"Kalau ARV ini habis atau tidak terpenuhi maka ODHA menjadi tidak terlindungi, akibatnya harus masuk pengobatan tipe 2 yang lebih mahal. Kendala akses ini merupakan ancaman langsung bagi perempuan dan keluarga," ujar Dr Roy.

Sampai saat ini belum ada obat yang manjur untuk menyembuhkan HIV/AIDS, pengobatan yang ada adalah menggunakan ARV yang sifatnya adalah menunda produksi HIV dan bukan mematikannya.

Di Indonesia, kasus-kasus baru HIV/AIDS terjadi tidak hanya pada orang dewasa atau generasi muda tapi juga anak-anak yang tertular dari ibunya yang diketahui terinfeksi HIV/AIDS.

Hal ini karena kasus baru penularan HIV/AIDS banyak terjadi pada pasangan heteroseksual, sehingga ibu yang hidup dengan laki-laki risiko tinggi (high risk men) bisa menularkan pada ibunya dan bayi dalam kandungan.

"Sebelumnya ibu rumah tangga berada dalam urutan ketiga, tapi untuk kasus baru di tahun 2011 urutan pertamanya adalah ibu rumah tangga," ujar Baby Jim Aditya sebagai aktivis untuk AIDS.

Banyak perempuan yang menjadi rentan terinfeksi akibat perilaku berisiko dari orang-orang terdekatnya terutama suami, seperti suami yang sering 'jajan' seks tanpa menggunakan kondom atau suami yang menggunakan narkoba dengan jarum suntik secara bergantian.

Sumber: detikhealth.com

No comments:

Post a Comment